Oleh
Heriyanto-Kuala Lumpur, Kuching, dan Entikong
Sore
yang cerah itu mobil kami mulai memasuki perkebunan sawit yang luas di kawasan
Pekan Semunjan, Negara Bagian Serawak, Malaysia . Semua ruas
jalan di perkebunan itu terlihat serupa dan dimana pohon-pohon sawit berdiri
rapi di kanan dan kiri jalan. Ini seperti memasuki sebuah labirin, keliru
mengambil jalan alamat akan tersesat.
Sopir kami harus bekerja keras memastikan arah jalan yang
diambil benar-benar sudah tepat. Tapi tetap saja beberapa kali dia harus
berhenti dan kembali ke jalan semula. “Saya sudah lama tidak masuk ke sini,”
ujar si sopir, Mazlan, seraya menambahkan dirinya dulu pernah bekerja di
perkebunan itu selama 10 tahun.
Setelah berputar-putar dan beberapa kali bertanya pada
sejumlah pekerja yang ditemui di jalan, akhirnya kami sampai pada tempat yang
dituju: sebuah pondokan yang dindingnya terbuat dari tripleks dan seng. Lokasinya
berada di ujung perkebunan dan bertetangga dengan hutan. Sebuah bukit tepat di
depan gubuk itu membuatnya tak terlihat dari arah jalan masuk. “Kalau ingin
tahu kondisi pekerja ilegal di sinilah tempatnya,” beber Mazlan, beberapa saat
setelah turun dari mobil.
Di depan pondok beberapa orang pria tengah bersantai. Mereka
tampak gelisah saat saya mendekat. Barangkali dalam hati mereka
bertanya-tanya, siapa gerangan orang ini. Mereka asing bagi saya dan tentu saja
saya juga asing bagi mereka. Sebelum semuanya berubah jadi hal yang tidak
mengenakkan, saya langsung mengenalkan diri bahwa saya seorang jurnalis dari
Indonesia yang datang ke Malaysia untuk meliput kondisi buruh perkebunan sawit
asal Indonesia di sana.
Seorang
lelaki berperawakan kecil tampaknya cukup merespon kehadiran saya. Sementara
yang lain masih enggan bicara dan memilih diam. “Saya dari Indonesia. Dari
Kapuas Hulu. Di sini saya kerja jadi tukang panen buah sawit. Kadang juga
menebas rumput atau memupuk tanaman,” ujar lelaki berperawakan kecil itu. Lelaki
itu sebut saja Mardi berasal Kapuas Hulu, salah satu kabupaten di Kalimantan
Barat, Indonesia.
Tapi siapa yang mengira, Mardi datang ke Malaysia tanpa
satu pun dokumen. Tak ada paspor dan tak ada ijin bekerja. Empat tahun lalu
Mardi bersama beberapa temannya masuk ke Malaysia dengan berjalan kaki selama 1
hari menembus hutan dan menaiki bukit, melewati jalan tikus. Tentu saja
tak ada penjagaan di sana, sehingga mereka bisa melewati perbatasan dengan
mudah. Saat itu umurnya baru 16 tahun— usia yang masih sangat muda untuk
bekerja.
Awalnya tak ada niat untuk menyeberang ke Malaysia, namun
rayuan bertubi-tubi seorang temannya menggoyahkan niat Mardi. “Dia bilang
gajinya bagus dan kerjanya enak. Dua hari saya pikirkan. Akhirnya saya putuskan
pergi. Lagian di kampung tak ada kerja,” cerita Mardi, mengingat awal
kedatangannya ke Malaysia yang hanya bermodal nekat itu.
Sejak menginjakkan kaki pertama di Malaysia itulah, Mardi
resmi menjadi “Orang Kosong”. Ini sebutan yang kerap disematkan pada para
pekerja ilegal di Malaysia seperti Mardi. Jumlahnya diperkirakan mencapai
50.000 orang yang tersebar di berbagai wilayah di Malaysia. Mereka
datang dari berbagai tempat di Indonesia, seperti Kalimantan, Sulawesi,
Nusatenggara, atau Jawa. Angka ini memang tidak sebanyak pekerja resmi
yang jumlahnya lebih dari 500.000 orang, tapi tentu saja tidak bisa disebut
sedikit. Di camp yang saya datangi itu misalnya, 5 dari 18 penghuninya adalah
“orang kosong”.
Tanpa dokumen, para pekerja ilegal bisa sewaktu-waktu
ditangkap polisi Malaysia. Inilah yang selalu membuat Mustakim, pekerja ilegal
lain, waswas. Tertangkap polisi bisa berarti penjara, dikenai hukum cambuk atau
dipulangkan ke Indonesia. Ini sudah lazim terjadi pada “orang kosong”, dan
tentu saja tidak sulit untuk mendakwa para pelanggar keimigrasian ini.
Tapi Mustakim, si Lelaki muda itu mengaku punya kiat agar
tak tertangkap polisi. “Kalau tidak ada urusan penting, saya tidak akan keluar
dari kebun. Sehari-hari saya di camp saja. Kalau pun keluar, saya harus
waspada. Tidak boleh keluar terlalu jauh,” ucap Mustakim. Kiat inilah yang
dijalaninya dengan disiplin hingga sampai sekarang setelah 4 tahun di Malaysia
dia tak pernah sama sekali tertangkap polisi. “Bagaimana bila ada yang sakit?”
tanya saya. “Ya diobati di camp saja,” jawabnya. “Kalau dibawa ke rumah sakit,
bisa-bisa malah kena tangkap polis.”
Jangan bayangkan camp yang penuh dengan fasilitas seperti
tempat tidur, kamar mandi, atau televisi. Sejumlah camp dibuat seadanya, hanya
berdinding triplek atau seng. Camp itu lebih terlihat seperti kandang
ayam ketimbang tempat tinggal. “Tempat ini tentu tak sehat,” ujar Mazlan, sopir
kami yang merupakan warga tempatan. Pemilik kebun biasanya menempatkan pekerja
ilegal di camp yang jauh dan sulit dijangkau. “Kalau ada razia mereka mudah
lari dan bersembunyi,” Mazlan melanjutkan.
Angan-angan
mendapatkan uang yang banyak adalah alasan paling kuat mengapa orang-orang
seperti Mardi dan Mustakim nekat menyeberang ke Malaysia dan menempuh berbagai
resiko. Alasan ini juga tampaknya relevan bagi pekerja lain seperti Daner
Adinugutunis. Daner adalah pekerja asal Nusa Tenggara Timur. Berbeda dari Mardi
yang merupakan pekerja ilegal, Daner adalah pekerja resmi yang punya dokumen
lengkap.
Jari-jari
Daner Adinugutunis sibuk memencet keyped telepon seluler miliknya. Sebuah pesan
pendek baru saja ia kirimkan. Lelaki berbadan tegap dengan rambut cepak ini
baru saja mengabari ibunya bahwa dia belum bisa pulang tahun ini. “Mungkin 2
atau 3 tahun lagi baru pulang,” ujarnya sembari memasukkan telepon selulernya
ke dalam saku celana. Ini bukan kabar pertama ia yang ia kirim pada ibunya.
Tiap kali ibunya bertanya kapan dia akan pulang, Daner hanya bisa mengirim
kabar serupa. Dan ini adalah tahun kelima.
Mata
Daner Adinugutunis berkaca-kaca saat saya bertanya, apakah dirinya pernah
mengirim uang kepada keluarganya. “Ingin sekali saya kirim uang, tapi sampai
sekarang belum berhasil kumpulkan uang,” jawabnya. “Kerja di sini berat, tetapi
gajinya tidak cukup. Uang selalu habis untuk makan. Saya hanya berharap
orangtua dan keluarga saya sehat-sehat saja di kampung.”
Bekerja di Malaysia tak bisa dibilang nyaman. Tapi toh, orang seperti Mardi,
Mustakim atau Daner masih betah dan belum berniat pulang. Dengan mengundur
waktu pulang, mereka berharap masih punya kesempatan untuk mengumpulkan uang.
“Sebenarnya saya menyesal datang ke sini. Tapi tidak apalah. Terpaksa sudah di
sini, jadi kerja sajalah. Semoga 2 tahun ke depan saya bernasib baik,” ucap
Daner, lirih. Bagi Daner ini semacam pertaruhan. Jika dalam 2 tahun ke
depan tak mampu mengumpulkan uang, ia berniat akan pulang.
***
Di
Ibukota Malaysia, Kuala Lumpur, Alex Ong, pria yang ramah dan murah senyum itu
begitu bersemangat ketika berbicara mengenai peran buruh perkebunan asal
Indonesia dalam pengembangan ekonomi Malaysia. Ong adalah aktivis NGO Migrant
Care perwakilan Malaysia .
Lembaga ini memang konsen menangani persoalan buruh migran.
Menurut Alex Ong, ada hubungan yang erat antara
pertumbuhan ekonomi Malaysia, peningkatan produksi kelapa sawit, dan peran para
pekerja. “Begini, kita tahu bahwa salah satu sektor yang diandalkan adalah
perkebunan kelapa sawit. Sektor ini menyokong perekonomian Malaysia. Dan kita
tidak bisa menafikan peran pekerja asal Indonesia dalam produksi sawit itu,”
ujar Alex Ong.
Produksi minyak kelapa sawit Malaysia menempati peringkat
kedua terbesar di dunia. Tahun lalu, produksi sawit Malaysia mencapai 17,5 Juta
ton dan diperkirakan akan terus meningkat pada tahun berikutnya. Produksi
terbesar adalah di Malaysia Timur, seperti di Sabah dan Serawak. Komoditas ini
memberikan kontribusi RM49.5 milyar penghasilan ekspor pada tahun 2009. Nilai
ini merupakan 7,5 persen dari produk domestik bruto negara itu, seperti dikutip
dari Business Times. Perkebunan sawit di Malaysia sebagian besar dimiliki badan
usaha milik negara. “Yang cukup besar seperti Felda, Sime Darby, IOI, dan
Serawak Oil Palm,” ujar Ong.
Menurut Alex Ong pekerja Indonesia mencapai 80 persen dari
total pekerja asing di sektor perkebunan. Sisanya adalah para pekerja dari
negara lain seperti Bangladesh, India, Filipina, atau Burma. “Pada saat terjadi
krisis moneter pada 1998, perkebunan kelapa sawit adalah salah satu sektor yang
mampu bertahan dan menyelamatkan Malaysia. Hingga kini,
ekonomi Malaysia tumbuh dengan pesat. Jalan-jalan diperlebar. Bangunan-bangunan
tinggi bermunculan dimana-mana. Atas keberhasilan ini, jangan lupakan peran
pekerja Indonesia,” jelas Alex Ong.
Produksi sawit memakan waktu lima tahun, mulai dari
penanaman hingga bisa menghasilkan buah siap panen. Dalam jangka waktu itu,
memang dibutuhkan jumlah pekerja yang cukup banyak. Sementara itu,
perkembangan perkebunan kelapa sawit di Malaysia terus meningkat dari tahun ke
tahun. Implikasinya, kebutuhan akan tenaga kerja makin meningkat. Tenaga kerja
yang paling banyak diserap adalah dari Indonesia. Sementara
warga Malaysia sendiri, menurut Ong, enggan bekerja di perkebunan.
“Orang Malaysia sendiri lebih memilih kerja lain daripada
harus kerja sawit. Penyebabnya adalah gaji yang rendah dan beban kerja yang
cukup berat,” ujar Alex Ong, sesekali membetulkan kaca matanya.
Buruh perkebunan termasuk sebagai pekerja formal. Berbeda
dari pembantu rumah tangga yang merupakan pekerja informal, buruh-buruh
perkebunan bekerja di daerah-daerah yang jauh dari pusat kota. Bahkan, banyak
diantaranya ditempatkan di daerah pedalaman. “Coba bayangkan bila terjadi
masalah dengan mereka. Mereka sering tak mendapatkan perlindungan semestinya.”
***
Embun pagi masih belum kering saat para pekerja meninggal
camp dan beraktivitas dalam kebun. Pagi itu saya mengikuti dua pekerja yang
akan memanen buah. Sebuah alat berupa benda tajam yang disambungkan pada ujung
sebuah kayu yang panjang dibawa seorang pekerja. Seorang lagi membawa gerobak
dan alat pengumpul buah.
Mereka membagi tugas: yang lebih tua menggerek tandan
buah sawit dan yang lebih muda mengumpulkannya. Satu persatu tandan buah sawit
berjatuhan. Dengan sekali pikulan, tandan buah sawit berukuran besar berhasil
dipindahkan ke satu tempat. Tandan sawit yang besar itu tampak tak sebanding
dengan tubuh anak muda yang kurus itu. Keringat membasahi wajah dan kaosnya.
Senin hingga Sabtu adalah hari-hari sibuk bagi para pekerja itu. Mereka baru
akan pulang saat matahari condong ke barat.
Dengan bekerja selama 8 jam, para pekerja mendapatkan
gaji sebesar 15 ringgit atau sekitar 5 USD. Mereka akan mendapatkan bonus jika
bekerja lebih rajin dan memenuhi target dari pemilik kebun. “Kalau kerjanya
rajin ya upahnya lebih banyak, kalau malas ya nggak dapat uang,” kata Sayuti,
pekerja yang lebih tua. Pekerja yang lebih muda, Andi, mengiyakan.
Sejumlah Lembaga Swadaya Masyarakat menilai, gaji para
pekerja perkebunan sawit di Malaysia masih sangat rendah. “Masih ada pekerja
yang digaji di bawah 10 Ringgit (3 USD). Dengan bekerja sepanjang hari dan
beban kerja yang berat, seharusnya mereka memperoleh gaji yang lebih layak,”
ujar Shafinaz Suhaimi, program manajer Tenaganita.
Tenaganita adalah sebuah lembaga swadaya masyarakat
berbasis di Kuala Lumpur yang kerap mengkritik rendahnya gaji para buruh
perkebunan di Malaysia. “Banyak pekerja yang belum mendapatkan hak-hak mereka
sebagai pekerja. Gaji yang kecil adalah salah satunya. Ini adalah isu besar.”
Phil Robertson, Wakil Direktur Human Rights Watch Divisi
Asia mengatakan persoalan pokok ketenagakerjaan di Malaysia adalah tidak adanya
gaji minimun nasional di negara itu. Gaji buruh ditentukan oleh pasar, sehingga
pemilik perusahaan bisa memberikan gaji sesuai kemauan mereka. “Pekerja kerap
mendapatkan gaji di bawah standar,” ujar Robertson dengan suara keras.
“Kamboja saja punya gaji minimum, tetapi mengapa di
Malaysia tidak ada? Ada apa dengan pemerintah Malaysia? Saya kira semuanya
berkenaan dengan uang. Mereka akan mendapatkan pekerja yang bisa digaji dengan
murah dan itu akan sangat menguntungkan bagi mereka,” komentar Robertson.
Menurutnya ini hal yang berbahaya, karena sekaligus akan
mendorong terjadinya perdagangan manusia. Menurutnya pemerintah Indonesia harus
terus mendorong pemerintah Malaysia agar menyepakati adanya gaji minimum. Phil
Robertson juga menyarankan negara-negara ASEAN untuk melihat masalah ini
sebagai isu bersama dan mendorong masing-masing negara untuk melakukan proteksi
terhadap para pekerjanya.
Duta besar Indonesia untuk Malaysia Dai Bahtiar
mengatakan pemerintah Indonesia kerap melakukan perundingan agar pemerintah
Malaysia menetapkan gaji minimum bagi buruh migrant Indonesia. Namun hingga
kini, Malaysia belum mau menyetujuinya. Dai tak membantah masih banyaknya
masalah yang dihadapi para pekerja.
Kementerian Tenaga Kerja Malaysia sedang melakukan penelitian
untuk memperkenalkan mekanisme upah minimum terhadap pekerja sektor swasta. Namun
itu belum diterapkan. Serikat Pekerja Malaysia sendiri mendorong diterapkannya
penetapan upah minimum sebesar 900 ringgit (2,5 juta rupiah) sementara
pemerintah Malaysia menetapkan siapa saja yang berpenghasilan 750 ringgit (2,1
juta rupiah) perbulan masuk telah dalam kategori mereka yang berada di bawah
garis kemiskinan nasional.
"Jika seseorang sangat membutuhkan pekerjaan, mereka
biasanya tidak memiliki posisi tawar yang tinggi untuk menetapkan syarat-syarat
yang layak atas pekerjaannya," ujar Nisha Varia dari Human Rights Watch,
seperti dikutip dari situs Human Rights Watch. "Persoalan yang dihadapi
oleh para pekerja Indonesia ini merupakan contoh nyata bahwa pemerintah harus
melakukan campur tangan untuk menanggulangi perilaku pasar yang berdampak pada
kondisi kerja yang diskriminatif dan eksploitatif," ungkap Varia.
***
Persoalan para pekerja di perkebunan bukan hanya soal
gaji saja. Menurut Shafina Suhaimi dari Tenaganita persoalan lain yang kerap
dihadapi para pekerja adalah masalah kesehatan dan keselamatan kerja. Hal lain
yang kerap dikritik adalah pemenuhan hak dasar pekerja seperti kesehatan, air
bersih, dan rumah yang layak kerap tidak terpenuhi. “Memang ada perkebunan yang
sudah menyediakan semuanya dengan baik, namun banyak juga yang belum memenuhi
hak-hak pekerja itu,” kata Shafina.
Sejumlah pekerja yang saya temui memang mengeluhkan soal
air dan tempat tinggal. Beberapa pekerja mengaku terpaksa mengkonsumsi air
kolam yang kotor dan tercemar karena pemilik kebun tak menyediakan air bersih. Padahal
air kolam itu rentan tercemar pupuk dan pestisida. Pada saat hujan, pupuk dan
pestisida yang biasa digunakan di perkebunan itu akan mengalir ke dalam kolam. Dampak
yang paling sering dirasakan pekerja adalah gatal-gatal, karena mereka
menggunakan air itu untuk mandi. Sementara dampak yang dikhawatirkan terjadi
adalah keracunan bila air itu diminum.
Tetapi, tidak semua kisah tentang pekerja perkebunan dipenuhi
dengan hal yang haru biru. Sejumlah perkebunan telah memberikan fasilitas yang
layak bagi pekerjanya. Di suatu malam setelah hujan deras, saya berbaur bersama
para pekerja di sebuah perkebunan di Kawasan Bandar Jengka, 3 jam perjalanan
dari Kuala Lumpur.
Di tempat ini para pekerja diberi tempat tidur, kamar
mandi, ruang dapur, dan fasilitas hiburan seperti televisi. Saya
kira asrama pekerja ini jauh lebih baik dari tempat lain. Para pekerja di
tempat ini mengaku mendapat gaji yang cukup. Kenyataan ini memberi penekanan
bahwa sebenarnya bukan hal yang mustahil untuk melakukan perbaikan terhadap
sistem kerja bagi buruh migrant di perkebunan.
***
Siang itu, di sebuah asrama pekerja di daerah Serawak
Malaysia, seorang anak sedang bermain bersama beberapa temannya. Dia berlari ke
sana kemari. Bocah berumur 4 tahun itu adalah anak dari salah seorang pekerja
perkebunan asal Indonesia di kawasan itu.
Nana, ibu si bocah itu mengatakan anaknya lahir di
Malaysia, namun ia mengaku tidak tahu status kewargenaraan si anak. Anaknya tak
punya akta lahir atau surat-surat lainnya. Dua tahun lagi adalah usia sekolah
bagi si anak, tetapi hingga kini ia belum tahu akan kemana menyekolahkan
anaknya itu. Sepengetahuannya, anak-anak tetangga di asrama itu tidak ada yang
bersekolah. “Di sini anak-anak nggak ada yang sekolah. Makanya saya bingung
bagaimana nanti menyekolahkan anak saya,” ujar Nana.
Di Malaysia, terutama wilayah Sabah dan Serawak, banyak
pekerja asal Indonesia yang membawa serta istri dan kemudian melahirkan anak di
sana. Masalah muncul saat si anak mulai memasuki usia sekolah. Sekolah
kebangsaan di Malaysia tidak menerima anak-anak TKI untuk sekolah di sana.
Alex Ong
dari Migrant Care mengatakan sedikitnya ada 60.000 anak pekerja perkebunan asal
Indonesia
yang tidak sekolah. Karena itu banyak anak TKI yang tidak bisa baca tulis.
Aktifitas harian anak-anak itu justru diganti dengan bekerja di perkebunan.
Pekerjaan yang biasa dilakukan adalah memungut buah-buah sawit yang
jatuh. “Mereka harusnya bisa bersekolah dan bukannya ikut bekerja. Mereka
punya masa depan yang muram,” ujar Alex Ong.
***
Pagi
itu, di penghujung Juli 2010, saya menumpang sebuah bus antarnegara yang
melintasi perbatasan Entikong di Kalimantan Barat menuju Kuching Malaysia .
Kebanyakan penumpang adalah calon tenaga kerja. Hanya beberapa orang saja yang
memang berniat untuk berwisata.
Saya
duduk di dekat seorang wanita yang ternyata kemudian saya ketahui adalah
seorang agen penyalur tenaga kerja tak resmi. Berbagai informasi seputar
pengiriman tenaga kerja mengalir begitu saja dari mulut perempuan itu.
Wanita
itu sebut saja namanya Poniyem, mengaku setiap bulan selalu membawa 10-15 orang
ke sejumlah wilayah di Malaysia
seperti Bintulu, Miri, Sabah, dan Sarawak .
“Saya sudah punya banyak kontak di sana .
Kalau mereka butuh tenaga kerja, saya langsung kirim,” ujarnya.
Di Pos Pemeriksaan Lintas Batas Entikong, Kalimantan
Barat, wanita itu mengumpulkan semua pasport calon pekerja. Di sana, seorang
lelaki sudah menunggu dan mengambil kumpulan pasport itu. Tidak seperti
penumpang pada umumnya yang hendak masuk ke negara lain, para calon tenaga
kerja itu tidak perlu antri di loket imigrasi. Laki-laki itulah yang mengurus
pemeriksaan pasport di Imigrasi Entikong. Dengan bantuan si lelaki itu, seluruh
calon pekerja bisa masuk ke Malaysia.
Saat bus mulai berjalan saya bertanya pada Poniyem,
apakah si lelaki itu pegawai imigrasi? “Ya dia staf imigrasi,” ujarnya. Agar
bisa membawa masuk pekerja Poniyem mengaku kerap memberikan uang pada sejumlah
petugas, baik polisi maupun Imigrasi.
Pengiriman tenaga kerja tanpa prosedur yang benar menjadi
masalah tersendiri yang hingga kini belum mampu diatasi. Pemerintah Indonesia
dan Malaysia terus berupaya meminimalisirnya, namun selalu kalah oleh gerakan
cepat para agent yang memasukkan para pekerja secara ilegal dari berbagai
tempat melalui pintu-pintu perbatasan atau jalan tikus. Ketidakmampuan dalam
mengatasi masalah ini membuat jumlah tenaga kerja ilegal terus meningkat.
Sekali si pekerja itu masuk secara ilegal, seterusnya dia
akan mengalami banyak masalah, gaji rendah, tempat tinggal tanpa fasilitas,
atau perlakuan buruk. Pada kenyataannya masalah inilah yang kini dihadapi
ribuan TKI di Malaysia.
Heriyanto,
bekerja sebagai Jurnalis, tinggal di Pontianak . Liputan ini didanai oleh Southeast Asian Press Alliance Fellowship 2010
5 comments:
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...
SAYA IBU ROMLAH POSISI SEKARANG DI MALAYSIA
SUDAH 8 TAHUN SAYA KERJA JADI PEMBANTU DI MALAYSIA
MAU PULANG KE INDO TIDAK PERNA TERKABUL KARNA MASALAH KEUANGAN APALAGI HUTANG MASIH BANYAK SAMA TEMAN DI TAMBAH SAMA MAJIKAN SIANG MALAM SAYA SELALU MELAMUN KARNA TERLILIT HUTANG DAN SECARA KEBETULAN SAYA BUKA INTERNET ADA SESEORANG BERKOMENTAR SUKSES DENGAN CARA PASANG TOGEL KATANYA DI BANTU OLEH MBAH SERO KEBETULAN DI MALAYSIA ADA PEMASANGAN TOGEL JADI SAYA COBA HUBUNGI MBAH SERO SIAPA TAU INI REJEKI SAYA ANGKA YANG DI BERIKAN MBAH 6D TOTO TEMBUS 100% SYUKUR ALHAMDULILLAH SAYA SUDAH BISA MELUNASI HUTANG HUTANG SAMA TEMAN DAN MAJIKAN RENCANA MAU PULANG KAMPUNG UNTUK BUKA USAHA BAGI SAUDARAH SAUDARAH MAU SUKSES SEPERTI SAYA TERUTAMA YANG TERLILIT HUTANG SUDAH LAMA BELUM TERLUNASI JANGAN PUTUS ASA LANSUNG HUBUNGI MBAH SERO DI NO.HP: 082 370 357 999 ATAU BUKA BLOG MBAH KLIK DISINI PESUGIHAN TANPA TUMBALSAYA JAMIN MBAH TIDAK AKAN MENGECEWAKAN PASTI ANDA SUKSES ATAU BIKTIKAN AJA SENDIRI.
WAJIB LAPOR UNTUK POSTING DI GRUP ANDA SAYA CUMAN INGIN BAGI SOLUSI KEPADA TEMAN2 SEMUA KISAH NYATA ,
Aslamu alaikum wr wb..Allahu Akbar, Allahu akbar, Allahu akbar
Bismillahirrahamaninrahim,,senang sekali saya bisa menulis dan berbagi kepada teman2 melalui room ini, sebelumnya dulu saya adalah seorang pengusaha dibidang property rumah tangga dan mencapai kesuksesan yang luar biasa, mobil rumah dan fasilitas lain sudah saya miliki, namun namanya cobaan saya sangat percaya kepada semua orang, hingga suatu saat saya ditipu dengan teman saya sendiri dan membawa semua yng saya punya, akhirnya saya menanggung utang ke pelanggan saya totalnya 560 JT dan di bank totalnya 700JT saya stress dan hampir bunuh diri anak saya 2 orng masih sekolah di smp dan sma, istri saya pergi entah kemana dan meninggalkan saya dan anak anaknya ditengah tagihan utang yg menumpuk, demi makan sehari hari saya terpaksa jual nasi bungkus keliling dan kue, ditengah himpitan ekonomi seperti ini saya bertemu dengan seorang teman dan bercerita kepadanya, Alhamdulilah beliau memberikan saran kepada saya, dulu katanya dia juga seperti saya setelah bergabung dengan KI PALAH hidupnya kembali sukses, awalnya saya ragu dan tidak percaya tapi selama satu minggu saya berpikir dan melihat langsung hasilnya, saya akhirnya bergabung dan menghubungi KI PALAH DI NO HP 0823.8831.6351. Semua bantuan KI PALAH saya ikuti dan hanya 3 hari Astagfirullahallazim, Alhamdulilah Demi AllAH dan anak saya, akhirnya 3MLIAR yang saya minta benar benar ada di tangan saya, semua utang saya lunas dan sisanya buat modal usaha, kini saya kembali sukses terimaksih KI PALAH saya tidak akan melupakan jasa AKI jika teman2 BERMINAT, YAKIN DAN PERCAYA INSYA ALLAH, SAYA SUDAH BUKTIKAN SENDIRI DEMI ALLAH SILAHKAN TLPN DI NO 0823.8831.6351. (TANPA TUMBAL/AMAN)
BELIAU MELAYANI SEPERTI:
1.PESUGIHAN INSTANT 1 MILYAR
2.UANG KEMBALI
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
5.PELET KI PALAH
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka AKI KANJENG Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KI KANJENG..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KI KANJENG…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KI KANJENG DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA AKI KANJENG…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>AKI KANJENG<=…
>>>085-320-279-333<<<
SALAM KENAL SEMUA,…!!! SAYA MAS JOKO WIDODO DI SURABAYA.
DEMI ALLAH INI CERITA YANG BENAR BENAR TERJADI(ASLI)BUKAN REKAYASA!!!
Saya Sangat BerTerima kasih Atas Bantuan Angka Ritual AKI…Angka KYAI BODAS Tembus 100%…Saya udah kemana-mana mencari angka yang mantap selalu gak ada hasilnya…sampai- sampai hutang malah menumpuk…tanpa sengaja seorang teman lagi cari nomer jitu di internet…Kok ketemu alamat KYAI BODAS..Saya coba beli Paket 2D ternyata Tembus…dan akhirnya saya pun membeli Paket 4D…Bagai di sambar Petir..Ternyata Angka Ritual Ghoib KYAI BODAS…Tembus 4D…Baru kali ini saya mendapat angka ritual yang benar-benar Mantap…Bagi saudara yang ingin merubah Nasib anda seperti saya…Anda Bisa CALL/SMS Di Nomer KYAI BODAS DI 085-320-279-333.(((Buktikan Aja Sendiri Saudara-Saudari)))
…TERIMA KASIH ATAS BANTUANNYA KYAI BODAS…
**** BELIAU MELAYANI SEPERTI: ***
1.PESUGIHAN INSTANT 10 MILYAR
2.UANG KEMBALI PECAHAN 100rb DAN 50rb
3.JUAL TUYUL MEMEK
4.ANGKA TOGEL GHOIB.DLL..
…=>KYAI BODAS<=…
>>>085-320-279-333<<<
Kami Hadir Untuk Menjalin Tali Silatuh Rahmi,Guna Untuk Membantu Para Masyarakat Di Muka Bumi Ini ,Dengan Segala Permasalahan Yang Ada,Karena Di Dalam Masyarakat Yang Kita Tahu Saat Sekarang Ini,Masih Banyak Masyarakat Yang Hidup Dibawah Garis Kemiskinan,Untuk Itu,Izinkan Saya Mbah Karwo Untuk Memberikan Solusi Terbaik Untuk Anda Yang Sangat Membutuhkan.Ada Berbagai Cara Untuk Membantu Mengatasi Masalah Perekonomian,Dengan Jalan ; 1,Melalui Angka Togel Jitu ; Supranatural 2,Pesugihan Serba Bisa 3,Pesugihan Uang Balik/Bank ghaib 4,Ilmu Pengasihan 5,DLL HANYA DENGAN BERMODALKAN KEPERCAYAAN DAN KEYAKINAN,INSYA ALLAH ITU SEMUANYA AKAN BERHASIL SESUAI DENGAN KEINGINAN ANDA... Dunia yang akan mewujudkan impian anda dalam sekejab dan menuntaskan masalah keuangan anda dalam waktu yang singkat. Mungkin tidak pernah terpikir dalam hidup kita untuk menyentuh hal hal seperti ini. Ketika terpikirkan kekuasaan, uang dalam genggaman, semua bisa dikendalikan sesuai keinginan kita.Semua bisa diselesaikan secara logika.Tapi akankah logika selalu bisa menyelesaikan masalah kita. Pesugihan Mbah Karwo Mbah memiliki ilmu supranatural yang bisa menghasilkan angka angka putaran togel yang sangat mengagumkan, ini sudah di buktikan member bahkan yang sudah merasakan kemenangan(berhasil), baik di indonesia maupun di luar negeri.. ritual khusus di laksanakan di tempat tertentu, hasil ritual bisa menghasilkan angka 2D,3D,4D,5D.6D. sesuai permintaan pasien.Mbah bisa menembus semua jenis putaran togel. baik itu SGP/HK/Malaysia/Sydnei, maupun putaran lainnya. Mbah Akan Membantu Anda Dengan Angka Ghoib Yang Sangat Mengagumkan "Kunci keberhasilan anda adalah harus optimis karena dengan optimis.. angka hasil ritual pasti berhasil !! BERGABUNGLAH DAN RAIH KEMENANGAN ANDA..! Tapi Ingat Kami Hanya Memberikan Angka Ritual Kami Hanya Kepada Anda Yang Benar-benar dengan sangat Membutuhkan Angka Ritual Kami .. Kunci Kami Anda Harus OPTIMIS Angka Bakal Tembus…Hanya dengan Sebuah Optimis Anda bisa Menang…!!! Apakah anda Termasuk dalam Kategori Ini 1. Di Lilit Hutang 2. Selalu kalah Dalam Bermain Togel 3. Barang berharga Anda Sudah Habis Buat Judi Togel 4. Anda Sudah ke mana-mana tapi tidak menghasilkan Solusi yang tepat Jangan Anda Putus Asa…Selama Mentari Masih Bersinar Masih Ada Harapan Untuk Hari Esok.Kami akan membantu anda semua dengan Angka Ritual Kami..Anda Cukup Mengganti Biaya Ritual Angka Nya Saja… Apabila Anda Ingin Mendapatkan Nomor Jitu 2D 3D 4D 6D Dari Mbah Karwo Selama Lima Kali Putaran,Silahkan Bergabung dengan Uang Pendaftaran Paket 2D Sebesar Rp. 300.000 Paket 3D Sebesar Rp. 500.000 Paket 4D Sebesar Rp. 700.000 Paket 6D Sebesar Rp. 1.500.000 dikirim Ke Rekening BRI.Atas Nama:No Rekening PENDAFTARAN MEMBER FORMAT PENDAFTARAN KETIK: Nama Anda#Kota Anda#Kabupaten#Togel SGP/HKG#DLL LALU kirim ke no HP : ( 0852-3162-7267 ) SILAHKAN HUBUNGI EYANG GURU:0852-3162-7267
Post a Comment