Tuesday, December 13, 2011

Menikmati Sepotong Coklat di Belgia


Oleh Heriyanto, Brussel, Belgia


Ging Ginanjar mengompori saya untuk berkunjung ke Brussel, Belgia. Ging adalah warga negara Indonesia yang beristri warga Perancis dan sekarang tinggal di Brussel. “Sudah sampai di Eropa, rugi kalau tidak mampir ke Belgia. Belum tentu ada kesempatan lagi,” ujarnya. Saya pikir betul juga apa yang dikatakan Ging.

Apalagi saya punya visa schengen (baca sengen) yakni visa yang bisa digunakan di 16 negara di Eropa. Artinya saya tidak perlu mengurus visa lagi bila ingin masuk ke setiap negara itu, termasuk Belgia. Dan enaknya di Eropa transportasi sangat mudah dan nyaman. Terutama kereta. Ada kereta yang khusus melayani perjalanan antar negara. Nyaman namun tidak begitu mahal. Karena itulah saya dengan sukarela menggunakan kereta. Dari Perancis ke Brussel hanya butuh waktu sekitar 2 jam saja dengan kecepatan kereta 100-150 km perjam.

Belgia adalah negara yang terkenal akan produksi coklatnya. Begitu tiba di Stasiun Bruxelles Midi saya dengan mudah mendapati toko-toko yang menjual coklat di areal stasiun.

Di Brussel saya menginap di rumah Ging. Rumah ini kosong karena Ging mendapatkan apartemen baru yang lebih besar. Lumayan dapat penginapan gratisan. Kalau harus menginap di hotel, wah lumayan juga biayanya.

Di malam hari Ging mengajak saya berkeliling ke pusat kota. Suasana malam kota Brussel begitu hidup. Toko-toko coklat tampak indah oleh sinar lampu yang memantul pada bungkusan coklat. Coklat aneka warna dipajang dengan rapi. Bentuknya beraneka ragam, disusun di meja atau di dalam rak-rak khusus.

Saya bukan penggemar coklat. Tapi tidak ada salahnya mencicipi coklat Belgia. Saya membeli beberapa bungkus coklat yang harganya 4 euro atau sekitar 48 ribu rupiah perbungkus. Sepotong dua potong saya coba. Wah enak sekali rasanya. Harga coklat bervariasi. Harga coklat yang saya beli itu masih tergolong murah, karena ada yang berharga puluhan euro. Tentu saja perbedaan harga ini berdasarkan kualitas dan rasa coklatnya.

Dengan kemasan yang menawan, diharapkan orang-orang akan tertarik untuk sekadar mampir ke toko. Dan lebih beruntung jika mereka tergerak untuk membelinya. Saya sendiri karena harus menghemat uang saku, cukup puas menikmati beberapa batang coklat. Lagian saya memperoleh kepuasan lain, memotretnya. **





No comments: