Hurke Hedges dalam The Parable Of Pipeline membuat ilustrasi menarik. Tahun 1801 di sebuah lembah di Italia, ada dua orang saudara sepupu yang sangat ambisius: Pablo dan Bruno. Mereka memiliki cita-cita yang tinggi. Kedunya bekerja mengangkut air dari sumber air ke penampungan di tengah desa. Namun, jarak yang jauh dan kondisi jalan yang kurang memungkinkan adalah rintangan terbesarnya.
Pablo memberikan usul,” Bagaimana bila kita membangun saluran air?” Usulan pablo dianggap angin lalu oleh Bruno. Pablo kemudian mengerjakan sendirian rencana itu, sementara Bruno tetap usahanya sejak awal. Orang-orang di desa mengejek apa yang dikerjakan Pablo dan menyebutnya Si Manusia Pipa. Namun dia terus mengerjakannya: menyambung-nyambung batang-batang bambu. Sendirian. Dua tahun berlalu, saluran pipanya akhirnya rampung. Orang-orang desa berkumpul saat air mulai mengalir dari saluran pipa menuju ke penampungan air. Desa itu sudah bisa mendapatkan pasokan air bersih secara tetap. Semua bergembira, hanya Bruno yang tampak murung dengan tubuh bungkuk karena setiap hari mengangkut air.
Pablo berkata pada Bruno, “Dua tahun lamanya saya bekerja untuk menyelesaikan pembangunan pipa itu. Selama itu saya belajar banyak hal. Dan saya sudah mengerti bagaimana membangun saluran pipa dengan lebih mudah. Sebetulnya saya bisa mengerjakannya sendirian, tetapi rasanya untuk apa saya menghabiskan waktu satu tahun hanya untuk membangun satu saluran pipa. Rencana saya adalah mengajari kamu dan warga desa lainnya, sehingga bisa membangun sendiri saluran pipa untuk mereka. Semua tempat akan bisa teraliri air.”
No comments:
Post a Comment