Oleh
Heriyanto, Jerman
Pesawat yang saya tumpangi, Qatar Airways, mendarat
dengan mulus di Bandara Internasional Frankfurt. Saya hendak menuju Bonn,
sebuah kota kecil di Jerman . Frankfurt dan Bonn berjarak 131 kilometer. Ini
sama dengan jarak Pontianak-Mempawah yang bisa ditempuh dalam waktu 2 jam lebih
dengan rata-rata kecepatan 60 km/ jam.
Oleh seorang staff Friedrich Ebert Stiftung, lembaga yang
membiayai perjalanan saya, saya hanya dibekali sebuah nomor tiket kereta atau
didalam bahasa Jerman disebut Auftragsnummer,
yang dikirim via email. Setelah nanti sampai di Frankfurt saya diminta menekan
nomor tersebut ke sebuah mesin pencetak tiket (DB machines) yang banyak
tersedia di bandara.
Di email memang sudah disertakan panduan bagaimana cara
mencetak tiket itu, tapi tetap saja saya merasa kesulitan. Ini kali pertama
saya melakukannya. Untung ada yang berbaik hati membantu. Si teman baru itu
membaca sebentar kertas yang saya bawa lantas mulai menekan beberapa tombol.
Tak berapa lama, sebuah tiket seukuran pembatas buku keluar dengan sombong dari
mesin itu.
Jadwal keberangkatan dari Bandara adalah pukul 09.58
pagi. Saya diminta harus sudah berada di stasiun kereta --yang masih berada di
areal bandara—sebelum kereta datang. Sebab, kereta hanya akan berhenti selama
sekitar 2 menit saja. Jadi, jika telah satu menit saja, bisa-bisa ditinggal
kereta. Dan benar, tepat pukul 09.58 datang sebuah kereta dengan moncong lancip
seperti kepala sebuah belut. Para penumpang yang sudah menunggu naik ke dalam
kereta dengan tergesa-gesa. Saya juga ikut berlari kecil. Pukul 10.00 kereta
itu berangkat. Persis hanya berhenti selama 2 menit.
Kereta yang saya gunakan bernama ICE atau singkatan dari
InterCity-Express. Ini adalah kereta supercepat yang dioperasikan Nederlands
Spoorweg Highspeed. Kereta ini menghubungkan antara Belanda, Belgia, Jerman,
dan beberapa negara lain. Kereta ini juga menghubungkan sejumlah kota-kota
besar di Jerman. Harga ticket dari Frankfurt ke Bonn tertera 43 euro atau
sekitar Rp. 516.000.
Kereta ini melaju dengan kecepatan antara 150-300 km/jam.
Perjalanan dari bandara ke Bonn tak sampai 1 jam. Di dalam kereta disediakan
fasilitas wireless gratis. Jadi jika perjalanan cukup jauh tak perlu suntuk
karena bisa sambil online.
Saya sangat terkesan pada sistem transportasi publik di
Jerman yang begitu maju. Tidak ada kesulitan sama sekali untuk pergi dari satu
tempat ke tempat lain. Semua tempat terhubung oleh jalur kereta api yang nyaman
dan tepat waktu. Di setiap kota akan ada terminal utama yang biasa disebut Hauptbahnhof. Di sinilah bertemu
berbagai kereta dari berbagai jurusan.
Untuk perjalanan dalam kota, transportasi yang digemari
adalah kereta bawah tanah atau subway. Warga Jerman menyebutnya ubahn. Penumpangnya mulai dari orang biasa,
pelajar, karyawan, hingga manajer kantoran. Meski memiliki mobil, warga Jerman
lebih senang menggunakan kereta ini. Selain murah meriah juga tepat waktu.
Tentu saja jarang tidak ada pemandangan seperti kereta di
Indonesia dimana penumpang berjubel atau bahkan naik di atas kereta. Kecelakaan
kereta juga jarang sekali terdengar.
Sistem transportasi massal ini terbukti ampuh mengurangi
kemacetan. Selama di Jerman saya belum pernah melihat antrian panjang kendaraan
di jalan-jalan. Lalu lintas sangat lancar. Ini sangat berbeda dengan kondisi di
Indonesia dimana kemacetan sering terjadi di kota-kota besar, seperti Jakarta,
Surabaya, atau Bandung.
Belajar dari Jerman, Indonesia tentu saja sangat
membutuhkan transportasi publik yang memadai. Adanya bus Transjakarta,
misalnya, sudah sangat baik. Hanya saja, butuh armada yang lebih banyak dan
pelayanan yang lebih baik. Daerah-daerah lain juga harus terhubung dengan
transportasi publik yang serupa. Jika semua orang bisa dimanjakan oleh sistem
trasportasi publik ini, masalah kemacetan bukan hal yang sulit untuk diatasi.
1 comment:
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...
Post a Comment