Pelatihan
ini berlangsung selama 2 minggu penuh, yakni mulai 29 Juni hingga 13 Juli 2008.
Bagi saya, ini pelatihan yang mengasyikkan sekaligus melelahkan. Mengasyikkan
karena saya dapat banyak pengalaman baru. Melelahkan karena, bayangkan saja,
para peserta hanya diberi jatah sehari untuk teori, selanjutnya turun langsung
ke lapangan dan membuat laporan. Kami masing-masing mendapatkan tugas membuat 2
buah feature yang menarik. Temanya boleh beragam.
Terus
terang bagi saya ini tugas yang paling memusingkan. Bagaimana tidak, dalam
waktu setengah hari saya harus mencari tema menarik. Apalagi ini di Jakarta . Kota
yang belum begitu saya kenal, kecuali lewat televisi dan surat kabar.
Saya
masih beruntung bisa menemukan satu tema yang bisa saya presentasikan pada
Doddy Rosadi mentor pelatihan ini. Teman saya, Roni Rahmata dari padang sampai
hari ketiga masih juga belum mendapatkan tema yang tepat. Beberapa kali tema
yang ia ajukan ditolak oleh Doddy. Rony sempat patah arang. “Susah cari tema
yang tepat. Yang kuanggap tema bagus dan menarik, ternyata malah dianggap tidak
layak,” keluh Rony.
Salah satu studio kbr68h yang dipakai untuk menyiarkan berita ke seluruh Indonesia
|
Pada
awalnya saya mengusulkan tema krisis air yang dialami Jakarta. Usul ini
diterima Doddy. Katanya tema ini layak siar. Tapi kemudian saya batalkan usulan
ini. Saya merasa tidak sanggup mengerjakan tema ini. Padahal narasumbernya
sudah saya list, nomor kontaknya juga sudah saya pegang. Hanya saja butuh
energi yang besar untuk mewawancarai para narasumber ini. Kesulitan saya jelas
pada akses pada narasumber itu. Saya perkirakan dalam waktu 2 minggu belum
tentu saja bisa menyelesaikan wawancara.
Ternyata
keputusan adalah hal yang paling tepat. Keberuntungan saya berlanjut. Secara
tidak sengaja saya mendapatkan tema yang tepat untuk dikerjakan. Ceritanya,
sore itu dihari ketiga pelatihan saya membuat janji pertemuan dengan Aini,
teman lama yang saya kenal ketika mengikuti pelatihan jurnalistik di
Universitas Lampung pada 2005 lalu. Kami memang sudah tidak lama bertemu dan
hanya berkomunikasi lewat telpon. Aini sekarang bekerja di Bank Danamon. Aini
seorang yang ramah dan supel. Dia punya banyak relasi, juga punya banyak teman.
Sewaktu kuliah dia aktif di pers kampus di Universitas Negeri Jakarta.
Kami
mencari tempat yang enak di Plaza Sudirman. Obrolan demi obrolan pun
berlangsung hangat. Saya ceritakan soal tugas yang diberikan dalam pelatihan.
Ternyata Aini punya tema yang menarik. Dia usul soal kegiatan anak-anak
senirupa yang tergabung dalam Serrum Art Jakarta yang punya kegiatan sosial
bagi anak jalanan di Jakarta. Saya tertarik dengan tema ini.
Aini
berbaik hati memperkenalkan saya pada Arman dan Gunawan. Keduanya adalah para
pegiat di komunitas Serum. Lewat Gunawan saya dapat banyak informasi tentang
rumah bambu, sebutan bagi program yang mereka bikin untuk anak jalanan. Nama
ini kemudian saya ambil sebagai judul cerita. Saya berhasil menyelaikan semua
wawancara yang saya rencanakan. Setelah semua lengkap, saya pun berhasil
membuat cerita rumah bambu. Cerita ini saya selesaikan dalam sepekan.
Meski
gembira, tapi ini baru tema pertama. Meski sudah berpikir keras tema kedua
belum juga saya dapatkan. Suatu sore di saat sedang berbaring di hotel tempat
saya menginap, saya teringat Aini. Saya hubungi Aini via sms. Saya katakan
masih pusing dengan satu tema lagi. Beberapa saat telpon berbunyi. Sebuah pesan
singkat masuk. Aini mengatakan punya teman yang mengajar komik di Lapas Anak
Tangerang. Saya kegirangan. Saya melompat-lompat di tempat tidur. Ini bakal
jadi cerita yang menarik, begitu pikir saya.
Aini
berjanji malam itu juga akan mempertemukan saya dengan Maman, si pengajar komik
di lapas anak Tangerang. Tapi masalahnya Maman tinggal di Depok. Aini lupa-lupa
ingat kendaraan umum apa yang harus dipakai menuju rumah Maman. dia minta Maman
untuk memandu lewat sms. Tapi dasar cewek nekad, hanya berbekal info yang
sedikit itu Aini tetap saja mau pergi. Kami bahkan sempat salah naik busway. 2
jam kami di perjalanan. akhirnya sampai juga di Margonda Depok di tempat tinggal
Maman. Karena sudah malam, sekitar jam 11, malam itu saya tidur di depok. Oleh
Maman Aini diantar pulang dengan sepeda motor ke kostnya di Fatmawati Jakarta
Selatan.
Besoknya
saya dan maman berangkat ke Lapas Anak Tangerang Banten. Ini perjalanan yang
cukup melelahkan. Maman membawa motor dengan kecepatan tinggi. Satu setengah
jam baru sampai di Tangerang. Keberuntungan masih berda di pihak saya. Saya
bisa masuk dengan mudah ke dalam Lapas anak tangerang dengan mudah, tanpa harus
mengurus berbagai ijin yang berbelit-belit. Padahal biasanya butuh setidaknya 1
minggu untuk mengurus ijin liputan sana. Ini karena Maman sudah lama mengajar
di sana. Dihitung-hitung sudah 3 tahun maman memberikan pelajaran membuat
komik untuk penghuni lapas.
Saya
mewawancarai beberapa anak. Ada Okan, Adi dan Hendra. Ketiganya adalah murid
Maman. mereka mengaku sangat suka pelajaran membuat komik yang diajarkan oleh
Maman. bagi anak-anak lapas itu menggambar komik bisa menghilangkan kejenuhan
selama di penjara. Hendra, misalnya mengaku dengan menggambar setiap hari. Bila
sedang rindu ibu, ia tuangkan dalam komik. Begitu pula bila ia sedang kesal.
Sementara
okan menggambar pengalaman kenapa ia sampai masuk ke lapas. Ia mengaku menyesal
dengan apa yang telah dia perbuat. Untuk materi wawancara anak-anak ini saya
anggap cukup. Saya juga merekam suasana maman sedang mengajar. Yang paling
berkesan ketika okan menyanyikan lagu anak penjara. Saya tersentuh.
Setelah
semua lengkap, sore itu juga saya kembali ke hotel dan segera kembali ke
kantor. Saya sudah tidak sabar mengerjakan tema kedua ini. Akhirnya saya bisa
selesaikan tema ini dalam 4 hari. Saya beri nama cerita ini komik curhat.
Tulisan saya diedit oleh Citra Prastuti, editor program Saga kbr68h. Saya tidak
sempat mendengar hasil miksing feature ini karena keburu pulang ke Pontianak.
Beberapa
minggu kemudian, Aini mengirim pesang singkat. Isinya mengabarkan bahwa ia
sedang mendengarkan cerita Komik cuhat ini diputar oleh kbr68h. Menurutnya isi
ceritanya bagus. Terima kasih Aini. Saya hanya bisa bersyukur.
Yang
bikin senang, cerita ini ternyata diusulkan citra untuk mengikuti ajang
penghargaan jurnalis terbaik oleh AJI Jakarta. Meski tidak lolos saya tetap
senang. Ini adalah pengalaman kali pertama saya. Semoga nanti bisa bikin karya
yang lebih bagus.
Bagi
saya membuat berita feature radio adalah hal baru. Sebelumnya saya terbiasa
bikin feature untuk cetak. Meski pada prinsipnya tidak ada yang perbedaan yang
begitu mencolok antara feature cetak dan radio, namun bagi saya membuat feature
radio terasa lebih sulit. Beberapa pengalaman teknik harus saya kuasai. Tidak
hanya soal menulis, namun kemampuan khusus seperti penguasaan pada Adobe
Audition atau Cool Edit Pro. Program ini penting untuk memotong-motong suara
narasumber. Program ini juga penting untuk miksing hasil akhir liputan.
Saya
juga baru mengenal program ini dan belajar secara otodidak beberapa waktu
sebelum berangkat. Bekalnya adalah kenekatan belaka. Tapi dari kenekatan itu
saya belajar banyak hal. (*)
6 comments:
hai, her ko kurang si ngasih label buat gw, cuma ramah dan supel? aturan pake cantik & baik hati kamu juga he3.... habat lo her, belajar otodidak juga hasilnya bagus. kapan ke jakarta lagi? tapi udah sarjana ya jangan mahasiswa terus
emang dasar lo, gak bisa dipuji,, narsis,,hehe.. btw, makasih banyak yah atas jasa-jasanya mengantarkan diriku jalan-jalan selama di jakarta..
kapan yah ke jakarta? belum ada rencana sih, tetapi semoga ada kesempatan buat jalan-jalan lagi ke sana...
Wah, cerita tentang saya kurang banget. Padahal kemana mana kan lebih banyak dengan saya. Nonton bola, juga tidur di rumaha kakak saya 2 hari, gratis lagi. Kenapa nggak diekpos ?, he..he....
Bagus Her tulisannya, suer !!!!
Didi Blitar
Semoga saja Her pertemuan kita nanti di Jakarta membuahkan sesuatu yang sangat berguna bagi diri kita, KBR dan Bangsa Indonesia !!!!!.
Siapa tahu ficer kita juara sehingga bisa sama sama ke luar negeri......
Didi Saputra
Amin semoga saja mas!! Oya, gimana usaha ayamnya kalau ditinggal ke luar negeri...hehe...
salam
heri
top! udah lama gak nulis jd kangen nls lg pas bc tlsn ini! sukses ya pak!! sidak sanggau
Post a Comment