Oleh Heriyanto, Kubu Raya
Selama seharian kami melakukan
pemetaan wilayah di hutan bakau Kubu yang akan dijadikan hutan konservasi. Ada
puluhan orang yang ikut dalam pemetaan ini. Sebagian besar adalah warga Desa
Kubu dan sisanya aktivis Perkumpulan
Penggiat Konservasi dan Pengembangan Komunitas Mandiri (Pervasi). Kami
menggunakan empat buah perahu motor kecil. Satu perahu bisa menampung lima hingga enam
orang.
Perahu motor berjalan pelan
menyusuri sungai-sungai, mengelilingi hutan yang hendak diselamatkan. Kadang
kami masuk ke sungai besar dan terkadang masuk ke anak-anak sungai. Di beberapa tempat perahu tersangkut kayu-kayu bakau yang hanyut. Motoris harus pandai mengelakkan perahu.
Ini kegiatan yang
menyenangkan, meski sebenarnya beresiko. Betapa tidak. Treking yang kami
lakukan ini berada di kawasan konsesi hak pengusahaan hutan milik PT Kandelia
Alam. Tanpa ijin, bisa saja kami dicegat oleh keamanan perusahaan atau pekerja
di sana. Saat treking seorang petugas keamanan mengikuti perahu kami dari jauh. Untuk tidak terjadi hal-hal yang tidak diinginkan. Mungkin karena kami cukup ramai, sehingga mereka tidak berani mengganggu.
Di sejumlah tempat kami
melihat banyak tumpukan kayu hasil tebangan yang diletakkan di pinggir-pinggir
sungai. Kayu-kayu itu sudah siap angkut. Tak jauh dari sana, banyak lahan
kosong. Tunggul-tunggul kayu terlihat di sana-sini. “Ini sih babat habis,” ujar
Dedy Armayadi, aktivis Pervasi, mengomentari aktivitas penebangan yang
dilakukan perusahaan.
Di sejumlah tempat kami juga
melihat banyak camp pekerja. Terlihat beberapa pekerja sedang
beraktivitas. Suara gergaji mesin terdengar dari jauh. Ini menandakan bahwa
aktivitas penebangan masih terjadi.
Dedy Armayadi berkata, “Kalau
kita lihat, penebangan ini tidak dilakukan dengan sistem tebang pilih, tapi
babat habis. Lihat saja, semua pohon, besar atau kecil dibabat.”
Penebangan juga dilakukan
hingga ke pinggir-pinggir sungai. Menurut Dedy, dalam aturan hal ini dilarang.
“Dalam peraturan perundang-undangan ada aturan bahwa penebangan pohon tidak
boleh dilakukan hingga ke pinggir sungai,” jelasnya.
Herman Suparman Simanjuntak
dari Pervasi bertugas memegang GPS. Lelaki berbadan gempal ini mengambil titik
koordinat dari berbagai lokasi. “Ini penting pembuatan peta lokasi hutan bakau
yang hendak dijadikan kawasan konservasi,” ujarnya.
Kasus ini bermula dari masuknya
PT Kandelia Alam di wilayah kecamatan Kubu yang mendapatkan ijin untuk
melakukan penebangan hutan bakau di kawasan tersebut. Perusahaan ini
mendapatkan konsesi di wilayah Kelompok Hutan Sungai Radak Guntung, di
Kecamatan Kubu, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat seluas 18 ribu hektar
lebih. Ini kawasan Mangrove yang masih terjaga kelestariannya.
Sedikitnya ada 8 desa yang sangat bergantung pada keberadaan hutan bakau di kawasan tersebut, yakni desa Kubu, Desa Dabong, Mengkalang, Sembuluk, Seruat II, dan Seruat III.
Sedikitnya ada 8 desa yang sangat bergantung pada keberadaan hutan bakau di kawasan tersebut, yakni desa Kubu, Desa Dabong, Mengkalang, Sembuluk, Seruat II, dan Seruat III.
Warga merasa resah karena
penebangan Pohon Bakau yang dilakukan PT Kandelia Alam sudah mendekati daerah
pemukiman penduduk khususnya Desa Kubu dan Desa Sui Terus. Di Desa Sui Terus,
misalnya, wilayah penebangan sudah mendekati jarak 500 meter dari kawasan
penduduk.
Kelompok hutan sungai Radak
Guntung posisinya sangat strategis guna menahan laju intrupsi air laut karena
hutan tersebut mengitari daerah pemukiman warga. Jika hutan tersebut habis maka
air yang merembes bukan cuma akan dirasakan masyarakat Desa Kubu dan Desa Sungai Terus tapi juga akan
sampai ke Desa Teluk Nangka, Dabong, Desa Mengkalang, Olak-olak Kubu, Desa Seruat
II dan Desa Seruat III, Desa Jangkang II.
Karena itu warga dibantu Pervasi berinisiatif memetakan kawasan ini. Nantinya wilayah yang sudah
dipetakan akan diajukan pada Bupati Kubu Raya untuk mendapatkan rekomendasi,
serta akan disampaikan pada dinas-dinas terkait seperti dinas kehutanan
provinsi dan kabupaten Kubu Raya.
Warga berharap, mereka masih
bisa mengelola hutan bakau, meski sebagian wilayah hutan sudah rusak. Hutan
bakau adalah wilayah yang sangat penting bagi warga kebanyakan adalah nelayan.
Warga memanfaatkan hutan bakau
untuk mencari kepiting, udang, ikan dan berbagai tangkapan lain. Hutan bakau
rusak tentu saja mempengaruhi pendapatan warga. “Kalau hutan bakau terus
ditebang, kami akan cari makan dimana lagi?” ujar Sulaeman, ketua kelompok
nelayan Kubu.
Kegiatan pemetaan selesai pada
sore hari setelah sempat dihadang hujan yang deras. "Kami berharap usaha ini ada
manfaatnya," ujar Dedy. (Heriyanto)
1 comment:
Assalamu alaikum warohmatullahi wabarakatu.
Saya ingin berbagi cerita siapa tau bermanfaat kepada anda bahwa saya ini seorang TKI dari johor bahru (malaysia) dan secara tidak sengaja saya buka internet dan saya melihat komentar bpk hilary joseph yg dari hongkong tentan MBAH WIRANG yg telah membantu dia menjadi sukses dan akhirnya saya juga mencoba menghubungi beliau dan alhamdulillah beliau mau membantu saya untuk memberikan nomer toto 6D dr hasil ritual beliau. dan alhamdulillah itu betul-betul terbukti tembus dan menang RM.457.000 Ringgit selama 3X putaran beliau membantu saya, saya tidak menyanka kalau saya sudah bisa sesukses ini dan ini semua berkat bantuan MBAH WIRANG,saya yang dulunya bukan siapa-siapa bahkan saya juga selalu dihina orang dan alhamdulillah kini sekaran saya sudah punya segalanya,itu semua atas bantuan beliau.Saya sangat berterimakasih banyak kepada MBAH WIRANG atas bantuan nomer togel Nya. Bagi anda yg butuh nomer togel mulai (3D/4D/5D/6D) jangan ragu atau maluh segera hubungi MBAH WIRANG di hendpone (+6282346667564) & (082346667564) insya allah beliau akan membantu anda seperti saya...
Post a Comment